Pandangan para penganut teori belajar kognitif, kiranya dapat melengkapi pandangan para penganut teori belajar behavioristik. Para penganut teori belajar kognitif berpendapat bahwa perilaku yang tidak tampak dapat pula dipelajari secara ilmiah , seperti pada perilaku yang tampak . perilaku yang tidak tampak merupakan proses internal yang merupakan hasil kerja dari potensi psikis. Tergolong dalam teori belajar kognitif adalah teori pemrosesan informasi.
Dalam sistem pemrosesan informasi terkandung tiga unsur pokok yaitu fisis, fisiologis, dan psikis.
Unsur fisis adalah unsur eksternal , artinya unsur yang terdapat didalam luar diri pelaku pelajar . unsur tersebut berisi informasi atau pesan tertentu. Bentuknya merupakan obyek yang diamati oleh pelaku belajar. Obyek itu dapat berupa benda yang sebenarnya, dapat pula berupa lambang-lambang pesan. Bentuk lambang dapat berupa lambang visual , lambang suara maupun lambang lain yang dapat diindera.
Unsur fisiologis berupa organ tubuh yang berkaitan dengan proses penerimaan , pengolahan dan mereaksi lambang pesan yang diterima. Termasuk dalam unsur fisiologis yaitu organ indera , seperti mata telinga, dan indera lain, organ tersebut berfungsi sebagai reseptor rangsangan dari luar. Syaraf indera berfungsi mengeluarkan rangsangan yang telah diterima oleh indera untuk diteruskan ke pusat pengolahan informasi.
Organ gerak berperan menyalurkan rangsangan daari pusat pengolahan informasi ke organ tubuh untuk dimanifestasikan dalam bentuk gerak atau perilaku. Unsur psikis merupakan potensi internal yang dapat berperan menunjang atau menghambat proses penerimaan maupun pengolahan informasi.
Berhubung pemrosesan informasi dipengaruhi oleh tiga unsur , maka kualitas hasil pengolah informasi , sebagai hasil belajar dipengaruhi oleh kualitas unsur tersebut. Kualitas unsur fisis terletak pada kejelasan unsur tersebut dalam menyajikan informasi atau pesan. Bila informasi disajikan dengan menggunakan lambang visual makalambang-lambang tersebut harus jelas dilihat, bila dengar, menggunakan lambang suara harus jelas didengar. Begitu juga dengan lambang-lambang lainnya.
Bagi unsur fisiologis kualitasnya ditentukan oleh kesempurnaan fungsi indera , syaraf, dan organ fisik yang digunakan untuk memanifestasikan respon. Kualitas psikis banyak dipengaruhi oleh stabilitas mental , perhatian dan potensi psikis yang lain.
Dalam sistem pemrosesan informasi ada serangkaian komponen yang terlibat dalam kegiatan belajar. Masing-masing komponen terlibat secara terpadu dan fungsional untuk memperoleh hasil yang diharapkan. Pola kerjanya mengikuti pola kerja suatu sistem yaitu mentransformasi suatu masukan menjadi hasil tertentu. Berhubung tiap komponen terstruktur . komponen berikutnya , setelah ditransformasi oleh komponen kedua hasilnya akan menjadi komponen ketiga dan seterusnya sehingga diperoleh hasil akhir yang diharapkan.
Komponen-komponen yang terlibat dalam pemrosesan informasi adalah sebagi berikut :
1. Lingkungan
2. Reseptor
3. Registor penginderaan
4. Memori jangka pendek
5. Memori jangka panjang
6. Generator respon
7. Harapan-harapan
8. Kontrol eksekutif
9. Efektor
Secara umum dapat dijelaskan bahwa pola kerja komponen-komponen tersebut adalah memproses atau mentransformasi masukan awal berupa informasi yang datang dari dari lingkungan yang hasilnya nanti harus dapat dimanifestasikan kembali ke lingkungan. Adapun proses kerjanya sebagai berikut;
Lingkungan merupakan sumber informasi , dari lingkungan pula kita memperoleh pengetahuan dan belajar tentang sesuatu. Informasi yang tersedia dalam lingkungan merupakan bahan masukan yang diterima individu lewat reseptor.
Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor adalah indera. Organ indera dapat pula diibaratkan sebagi jendela informasi individu terhadap lingkungannya. Ada lima indera yang dapat menjadi reseptor , masing-masing mempunyai kemampuan menerima informasi dari lingkungan yang disajikan dalam lambang-lambang tersebut. Bila informasi yang disajikan atau akan dipelajari disajikan atau tersedia dalam bentuk lambang visual , maka indra penglihatan yaitu mata berperan sebagi reseptor. Telinga merupakan reseptor informasi berbentuk suara atau bunyi, indra pengecap adalah reseptor untuk menerima rasa, hidung sebagai reseptor penerima informasi bau, indra taktil untuk informasi yang berupa kasar atau halusnya suatu benda. Hasil penginderaan berupa kesan-kesan tentang informasi atau obyek yang akan diamati, menjadi bahan masukan bagi komponen registor penginderaan. Dalam komponen ini beberapa kesan penginderaan misalnya kesan visual dan kesan auditif maupun kesan lain yang sejenis distruktur menjadi suatu konsep atau persepsi tentang suatu obyek.
Kesan penginderaan lain yang tidak relevan dan tidak berguna dalam pembentukan persepsi akan hilang dan tidak berpengaruh lagi. Konsep-konsep yang dihasilkan oleh register penginderaan selanjutnya adalah menjadi masukan untuk memori jangka pendek. Dalam komponen ini konsep-konsep yang dihasilkan oleh registor penginderaan diolah menjadi konsep yang lebih bermakna.
Proses pengolahan ini tidak berlangsung lama , kecuali beberapa konsep yang mengalami pengolahan lebih lama. Selebihnya akan dikeluarkan dan disimpan dalam memori jangka panjang. Jadi komponen ini semacam gudang penyimpanan informasi dalam waktu lama.
Dipengaruhi oleh harapan dan tujuan tertentu informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang dapat dikeluarkan lagi bersama-sama dengan hasil pengolahan informasi jangka pendek masuk kedalam Generator respon. Dalam komponen ini dirancang bentuk respon atau njawaban yang akan diberikan .
Penyusunan rancangan reksi ini dipengaruhi oleh kontrol eksekutif, yang berfungsi untuk mengatur pola-pola reaksi. Dari generator respon rancangan reaksi diterima oleh efektor, yaitu organ-organ fisik yang akan memanifestasikan rancangan respon menjadi perilaku yang dapat diamati.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa siklus pemrosesan informasi diawali dari bahan-bahaninformasi yang berada dilingkungannya, kemudian di transformasikan oleh berbagai komponen internal yang hasilnya dimanifestasikan dalam bentuk perilaku yang dapat diamati oleh lingkungannya.
Bila dikaitkan dengan kegiatan belajar respon yang dimanifestasikan dalam bentuk perilaku tersebut dapat diberikan umpan balik, sehingga pelaku belajar dapat mengetahui tepat atau tidaknya hasil belajar yang dilakukannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar